MiYeEun-MaiJeRin
itu adalah nama yang entah dari mana muncul diantara kita sampai-sampai membuat blog tapi ujung-ujungnya tidak dipakai. aku masih ingat pertama pertemanan dan persahabatan kita dimulai, dari awal aku gila sama satu k-drama setelah itu kepo tentang playlist musik dihp dan terakhir kepo tentang korea yang memperkenalkan aku dengan DBSK. Dari situlah persahabatan kita dimulai. tidak ada hari-kecuali hari minggu tentu aja- kita pasti menghabiskan waktu bersama setiap pulang sekolah dikelas sampai jam 5 sore, entah itu hanya bercanda, membullyk dalam artian candaan, belajar mengcover dance atau hanya iseng menulis ff yang ada di fbku. masa-masa SMA yang sangat menyenangkan untuku, untuk kita. dari mengenal DBSK sampai mengenal kalian itu adalah suatu hal yang sangan istimewa. lulus SMA kita terpisah untuk meneruskan studi. Dari ANAK SEKOLAH menjadi MAHASISWA yang sibuk mengurangi waktu kita bertemu. dan setiap liburan kita bertemu itulah hal yang terbaik untukku. kita bercerita, tukar info tentang kpop terutama DBSK dan JYJ. ah ada satu pengalaman yang mungkin sekarang kalau kita kenang akan membuat kita tertawa, saat DBSK terpecah menjadi dua hahahaha, bahkan aku sekarang hanya bisa tersenyum geli waktu mengingat itu. Banyak kenangan SMA yang sekarang membuat kita tersenyum geli saat mengingatnya. Bahkan sekarang kita memiliki 3 barang couple yang itu semua ide spontan, pertama jumper, kedua jam, dan ketiga adalah gelang dengan tulisan TVXQ. Malam tahun baru kemarin adalah malam tahun baru pertama kita rayakan bersama dan itu sangat menyenangkan. Kita membuat rencana-rencana travelling bersama mulai dari february mendatang ke semarang berlanjut september ke bali. Ditahun baru ini aku hanya berharap persahabatan kita ini akan berlanjut terus dan terjalin selamanya. dan aku sangat sayang kalian sahabatku. MiYeEun-MaiJeRin
with love
your unagi ^^

Meet Love in Seoul
Part 1


~Just arrived in seoul~
*Luna POV*
Aku baru saja keluar dari gate kedatangan luar negeri di bandara internarional incheon. Aku mengedarkan pandanganku dan melihat seorang pria membawa kertas yang bertuliskan namaku -sepertinya- dalam huruf hangul. Tanpa ragu-ragu aku mendatanginya. "eum cheogiyo" kataku setelah aku berdiri tepat didepan pria itu. Pria ini menatapku dengan ekspresi bingung. "eum,, Kim Una, it's my name" kataku dalam bahasa inggris. Dalam hati aku berharap pria ini cukup pintar dalam bahasa inggris. "oh, you are Una.". Aku tersenyum karena dia bisa mengerti bahasa inggris. "sasil, nae iremi Una aniyo geunde Luna, with L in front of U" kataku dalam bahasa korea dan inggris. "oh, mian. But it's not right time to correct your name. We are late, almost". Tanpa menunggu jawabanku dia menarik tanganku keluar dari bandara. Aku hanya bisa diam mengikutinya walaupun masih banyak pertanyaan didalam kepalaku ini.

Didepan pintu keluar sudah menunggu sebual mobil sport yang cukup dikatakan mewah bewarna hitam. Pria ini mengambil koperku dan menaruhnya di bangku belakang dan mendorongku masuk dikursi depan. Setelah memastikan aku duduk, dia berjalan memutari mobil ini dan duduk dikursi pengemudi. "oh right, my name is Park Jewook. i'm your step-older brother". Aku mengerutkan keningku, seingatku papa bilang bahwa saudara tiriku seumuranku. Seakaan dia membaca pikiranku dia melanjutkan perkataannya. "i'm sure appa told you that your step-brother is same age as you right? But you know in korea i'm two month early than you, so call me oppa" dia tersenyum dan menepuk ujung kepalaku. Ok aku tahu tentang fakta ini, bahwa dikorea umur sangat dipermasalahkan, tapi aku paling tidak suka kalau kepalaku disentuk. Aku menatapnya tajam, dan dia dengan cepat mengankat tangannya dari kepalaku. "oh sorry, know i will ask you some question.". "ok". "do you speak korea?". "ne, aku bisa berbicara dalam bahasa korea". "ah, kenapa tidak dari tadi kamu mengatakannya? Oppa sudah lelah berbicara bahasa inggris.". "karena kamu tidak bertanya sebelumnya". "hei, oppa ok? biasakan memanggilku dengan sebutan oppa.". "ok, oppa.". "dan mianhae, aku salah menulis namamu tadi, aku pikir namamu Una. Jadi Luna-a, kita akan ke restaurant dulu untuk makan siang dan bertemu dengan umma dan appa. mereka sudah menunggu kita disana". "baiklah". Aku mulai memasang iphod-ku dan memutar lagu kesukaanku.

*Jewook Pov*
Tepat seperti perkataan appa, Una- ah maksudku adalah Luna. Dia anak yang tidak bicara banyak ke orang yang baru saja ditemuinya. Hanya berbicara seperlunya saja dan dia mempunyai warna kulit agak gelap tidak seperti wanita korea pada umumnya. Ah tentu saja, dia kan orang indonesia. Mungkin mata belo dan warna kulit gelapnya itu keturunan dari ibunya yang orang indonesia. Oh pasti kalian bingung. Ummaku dan appa Luna menikah baru dua tahun yang lalu. Yang aku dengar dari cerita appa adalah istrinya yang dulu meninggal karena kecelakaan mobil bersama Luna. Dalam kecelakaan itu ibu Luna meninggal dan Luna terluka cukup parah dan kehilangan ingatannya selama satu tahun, tapi kini dia sudah bisa mengingat kejadiannya dengan jelas, dan appa bilang Luna sempat depressi berat akan hal itu. Aku meliriknya sekilas, dia mengenakan kacamata yang cukup tebal. "hei, apakah penglihatanmu sangat buruk? Kenapa kacamatamu tebal sekali?" tanyaku masih fokus menyetir. Dia menoleh kearahku dan melepas headphonenya, "aku tidak bisa melihat dengan jelas tanpa kacamataku" jawabnya. "eung, apakah karna kecelakaan itu?" tanyaku hati-hati untuk tidak menyinggung soal ibunya. "bisa dikatakan begitu. Ah bisakah kita berhenti sebentar?". "wae?". "eung aku ingin mencicipi tteokbboki. Kata temanku tteokbboki itu enak.". Aku tersenyum mendengar perkataannya. "mian, kita sudah terlambat. Setelah kita selesai makan siang dan membereskan barangmu, oppa akan mengantarmu berkeliling seoul dan mengajakmu ke gwanjang market". "oh, gwangjang market, aku melihatnya di running man. Disana banyak sekali makanan khas korea yang ingin aku coba". Aku tertawa mendengar nada antusias di perkataannya. "ternyata kau seorang k-popers eoh?". "aniyo, i'm cassie. Aku hanya suka dengan DBSK, yah walaupun kadang aku melihat boyband lain tapi boyband pertama yang aku sangat sukai adalah DBSK". Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya, sepertinya aku akan sangat protective terhadapnya. Yah bisa dibilang aku adalah tipe namja protective dan karna itu aku sering dicampakan seorang yeoja. "nah kita sampai, biarkan kopermu dsini, bawa saja tasmu" kataku saat kami sudah didepan restoran yang sudah dipesan appa. aku dan Luna berjalan berdampingan memasuki restoran, aku melihat kesekeliling mencari appa dan umma. Dan aku melihat appa melambaikan tangannya. "disana, kkaja" aku menggandeng tangannya tanpa rasa canggung dan mendekati meja appa dan umma. "finally, you okay? You look so tired" appa memeluk Luna dan mencium keningnya.

~Luna pov
"finally, you okay? You look so tired" appa memeluk dan mencium keningku. "not really, just can't sleep the night before. She is your wife?". Tanyaku sambil memandang yeoja paruh baya disampingnya yang tersenyum kearahku. "yes, greet she". "anyeong haseyo, Luna imnida" sapaku sambil membungkukkan badanku. "aigo neomu yeppeo" katanya sambil memelukku. "kamu pasti sangat lapar bukan? Ah aku sudah memesankan kalian beef steak, it's ok dear?". "ne, gwaenchanseumnida". "aigo,, jangan terlalu formal seperti itu. Panggil umma ne? Ah kalau memang belum terbiasa kamu bisa memanggil ahjuma". "ne" kataku sambil tersenyum dan duduk disamping Jewook. "appa, sepertinya appa harus memberitahunya sekarang". Aku spontan mendongakkan kepalaku dari steak didepanku menatap papa. "what is he mean dad? Tell me what?". "speak korea please" papa memandangku dan aku hanya memutar bola mataku. "araseo,, malhebwa". "mian yeobo, anak ini sedikit tidak sopan". "papa" kataku tidak sabar. "ok, ok. papa dan umma tidak tinggal di seoul tapi di jeju. Karna papa akan mengurus perusahaan papa di jeju dan perusahaan papa di seoul akan di tangani oppamu". "chamda, bukankah dia seumuran denganku?" kataku dengan menunjuk Jewook. "panggil dia oppa, kita dikorea sekarang Luna Kim". "kalau Luna memang belum terbiasa memanggilku oppa, tidak apa-apa appa". "ok terserah kalian berdua. Ya memang Jewook seumuran denganmu, dan tentu saja kalian akan kuliah bersama, oh ya hasilmu sudah keluar dan kamu diterima di SNU jurusan management, kalian akan satu jurusan. Jewook dia akan kuliah sambil menghandle perusahaan papa di seoul". "jadi aku tinggal sendiri? Di apartement?" kataku sedikit senang. "ani, kamu akan tinggal satu apartement dengan Jewook. Dia yang akan bertanggungjawab tentangmu". "what? Are you sure? i'm not really know him.". "korea Luna. Ne, kamu akan tinggal dengan oppamu. Dan itu salah satu alasan papa yang sangat kuat, agar kalian mengenal satu sama lain dan akrab. Sekarang makan steakmu". "papa~~" kataku manja sambil menggerak-gerakan kakiku.

~Jeewok pov
Aku sempat terkejut dengan apa yang dilakukannya tadi. "kamu bisa bersikap imut? Bisa aegyo?" kataku tidak percaya. "kamu akan menukan kemanjaan lainnya lebih dari ini saat kamu sudah mengenalnya lebih nanti Jewook-a" kata appa sambil tersenyum dan aku melihatnya mem-poutkan bibirnya sambil mulai memotong steaknya. "kyeopta" kataku dalam hati sambil tersenyum saat dia mulai memajukan bibir bawahnya karena masih kesal dengan keputusan appa tadi.
******

~Luna
Sudah enam bulan aku hidup bersama dengan Jewook oppa. Ok sudah sejak satu bulan lalu aku memanggilnya oppa. Saat mendengarnya dia tersenyum seperti orang bodoh. "Luna-a. Cepat keluar! Aku sudah lapar" teriaknya dari bagian dapur. Dengan langkah malas aku keluar dari kamarku yang damai menuju dapur. "kalau lapar kenapa oppa tidak masak sendiri?!" kataku jengkel. "ho ho,, jangan lupa minggu ini giliranmu memasak dan mencuci piring" katanya dengan nada senang. Aku mengeluarkan kimchi dari ahjuma dan membuatkan nasi goreng kimchi untuk sarapan kami berdua. "hanya ini? Kenapa setiap sarapan kamu hanya membuat yang simple?". "kalau oppa protes sini biar Luna yang makan". Jewook oppa mengambil piringnya saat tanganku hendak merebut piringnya yang berisi nasi goreng kimchi. "ani, oppa akan makan ini" katanya sambil tersenyum. Aku menuangkan juice kedalam gelas dan meletakannya disamping piring oppa. "oppa hari ini ada kelas sampai jam berapa?" tanyaku sambil duduk didepannya dan mulai memasukan satu sendok full nasi goreng kemulutku. "eung, hari ini aku ada kegiatan sampai malam, jadi nanti malam tidurlah dulu tidak usah menunggu oppa pulang". "kalau begitu aku akan keluar lagi". Jewook menatapku dan menaruh sendoknya dipiring. "bermain musik dipinggir jalan lagi?". Aku hanya menganggukan kepalaku. Aku bisa mendengarnya menghela nafas, "ok. kabari oppa dimana kamu akan bermain dengan gitarmu itu". "oppa tidak akan menyeretku pulang seperti dua hari yang lalu kan?". "aku tidak akan menyeretmu pulang kalau kamu memberitahukan kepada oppa terlebih dahulu dasar anak bandel". Aku tersenyum mendengarnya, "roger captain". Aku kembali menghabiskan sarapanku dan meminum orange jusku. "oppa aku berangkat dlu, anyeong". "tidak mau berangkat bersama oppa?". "aniyo,, sebelum kekampus aku mau kesuatu tempat dulu. See you in campus oppa". Aku memakai sneakerku dan membuka pintu.

~Jewook
Aku melihatnya keluar dari apartement. Kadang aku merasa dia seperi adikku tapi kadang aku merasa memandangnya sebagai adikku itu tidak benar. Ada disaat aku menatapnya terus menerus dan jantungku berdebar kencang. "aish, Park Jewook, cheonsicaryo. Luna adikmu, tidak mungkin kamu menyukainya. Aish michigotta" aku berbicara pada diriku sendiri dan menghabiskan jusku. "sebaiknya aku berangkat sekarang." aku meraih tasku dan kunci mobilku. Berjalan kearah parkir apartement dan masuk kedalam mobil porche hitamku. Aku melajukan mobilku keluar dari kawasan apartement saat melewati halte aku melihat Luna sedang duduk menunggu bus. Saat dia melihat kearahku dia tersenyum dan melambaikan tangan, aku membalas lambaiannya dan melaju kencang kearah kampus.
kebanyakan orang bilang kalau cowo dan cewe sahabatan lama-lama akan timbul rasa cinta diantara mereka berdua. awalnya aku berpendapat berbeda, persahabatan yang timbul anatara aku dan dia diawali dengan perasaan cinta. walaupun itu hanya cinta sepihak. tapi mungkin itu kembali ke perkataan orang-orang tadi, akan timbul cinta diantara persahabatan. dan kini perasaan sepihak itu kembali muncul walaupun muncul dari pihak yang berbeda kali ini. saat aku memikirkan ini aku teringat perkataan Kim Jaejoong member JYJ didalam banjun dramanya. Saat Yoochun oppa bertanya apa yang harus dia pilih? cinta atau sahabat? dan jawabannya adalah kedua hal itu hidup dan berjalan berdampingan. walaupun itu hanya kalimat yang dia hafal dari skrip drama itu, tapi memang benar, cinta dan sahabat itu dua hal yang berjalan berdampingan dan tidak bisa dipisahkan. awalnya memang dimulai dengan persahabatan, tapi perasaan cinta akan muncul. awalnya karna kita tertarik atau suka yang kadang kita salah artikan menjadi perasaan cinta dan ingin mengenal orang yang sukai itu lebih dalam yang akhirnya kita sadar bahwa itu hanya perasaan tertarik dan berakhir dengan persahabatan karena kita sudah mengenal lebih orang tersebut.


sahabat dan teman dekat itu berbeda walaupun perbedaan mereka tipis. sahabat dimana kita bisa menceritakan semua permasalahan kita dengannya. tapi teman dekat hanya sebatas teman bermain seseorang yang akrab dengan kita, tapi kita tidak menceritakan permasalahan kita, walaupun bercerita itu tidak semua permasalahan kita. Persahabatan tidak hanya satu pihak yang bercerita atau sebagai pencerita dan pihak lain sebagai pendengar, namun dari kedua pihak harus ada keseimbangan atau timbl balik. jika ada dua orang sahabat sebut saja A dan B. A dia selalu mencertiakan semua permasalahannya kepada B dan B hanya sebagai pendengar. tanpa disadari B, A ingin sekali menjadi pendengar untuknya. bukan hanya menjadi pencerita saja.

jadi buat sahabatku yang masih belum bisa terbuka dengan kita berdua, mulailah terbuka. kita akan sangat senang sekali bisa menjadi pendengarmu. karna selama ini kamulah yang menjadi pendengar kita berdua.